KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Oleh : Suprapto, S.Pd.I 

(CGP Angkatan 9 Kabupaten Melawi)

1. Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya: “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert. 

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?Pembelajaran yang bisa diambil dari kutipan di atas adalah bagaimana proses pembelajaran bisa mencapai esensi dari sebuah pembelajaran, bukan hanya sebatas menuntaskan anak terhadap target pembelajaran, namun bagaimana anak bisa mencapai esensi dari sebuah proses belajar yakni mencintai proses belajar itu sendiri. Sebagai seorang pendidik kita terkadang dihadapkan dengan dilema antara menuntaskan tuntutan menyampaikan materi pembelajaran dengan kompetensi yang dimiliki siswa dalam materi pembelajaran. Guru hendaknya memperhatikan keberpihakan kepada murid dalam hal aspek yang diraih oleh siswa melalui sebuah pembelajaran, baik sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?Agar prinsip dalam pengambilan keputusan dapat berdampak kepada lingkungan adalah dengan cara memperhatikan dasar dalam mengambil sebuah keputusan yakni berpihak kepada murid, berbasis nilai kebajikan universal dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kontribusi yang saya berikan adalah dengan senantiasa memperhatikan keberpihakan kepada murid dalam membuat atau mengambil sebuah keputusan.

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan tersebut bersesuaian dengan tujuan dari pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan manusia seutuhnya, berbudi luhur. Jika diibaratkan sebuah pohon yang menghasilkan buah, maka pendidikan juga menghasilkan buah yakni karakter yang selaras dengan nilai-nilai agama, bangsa maupun nilai kebajikan universal.

5. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Dari tiga semboyan tersebut, Tut Wuri Handayani digunakan sebagai Slogan Pendidikan di Indonesia. Semboyan tersebut merupakan pondasi atau dasar dalam pembelajaran yang berpihak kepada murid. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita sering dihadapkan dengan dilema dalam mengambil keputusan, misalnya antara tuntutan menuntaskan penyampaian materi pembelajaran atau memprioritaskan semua murid dalam memahami inti dari sebuah pembelajaran. Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan prinsip triloka Ki Hajar Dewantara dimana keberpihakan seorang guru terhadap murid bisa diwujudkan dengan mengutamakan memberikan dorongan atau dukungan sepenuhnya terhadap murid dalam belajar.

6. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Prinsip dalam mengambil keputusan diantaranya adalah berorientasi hasil akhir, peraturan dan kepedulian. Masing-masing prinsip memiliki kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu, keberadaan nilai-nilai dalam diri seseorang bisa mempengaruhi penerapan ketiga prinsip tersebut. Nilai-nilai yang ada dalam diri seseorang seperti berlaku adil, teguh memegang prinsip, kemanusiaan, kepedulian, keberpihakan kepada murid akan membuat keputusan yang diambil sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan dan bisa dipertanggungjawabkan

7. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pada materi sebelumnya yang membahas coaching yang berfokus kepada peran seorang coach dalam membantu coache dalam mengambil sebuah keputusan dalam mengembangkan kompetensi seorang coache. Di tahap akhir dalam mengambil sebuah keputusan yang diambil terdapat refleksi yang harus dilakukan. Tahapan refleksi tentunya bisa dilakukan dengan model coaching agar mendapatkan umpan balik dari pihak terkait yang terlibat dalam sebuah keputusan yang diambil. Coaching sebagai tindaklanjut terhadap hasil dari sebuah keputusan yang diambil.

8. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial emosial seorang guru berkaitan dengan rasa kepedulian, kemanusiaan, keadilan, rasa empati terhadap murid-muridnya. Menghadapi sebuah kasus yang berkaitan dengan dilema etika tentu tidak terlepas dari pertimbangan terhadap nilai-nilai kebajikan universal yang berkaitan dengan aspek sosial seperti bagaimana seorang guru bisa memposisikan dirinya jika berada di posisi seorang murid jika dihadapkan dengan pilihan yang diambil. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk bisa mengasah kemampuan mengelola atau manajemen kompetensi sosial emosional seperti yang pernah dipelajarai di modul sebelumnya. Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, sehingga kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, disaat harus melakukan pengambilan keputusan. Guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran akan bertindak atas dasar keberpihakan pada murid. Dalam setiap keputusannya harus mempertimbangkan bayak hal yang bermuara pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan.

9. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai kebajikan universal, keberpihakan kepada murid serta memutuskan dengan penuh tanggungjawab adalah acuan seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan. Menghadapi kasus berkaitan dengan moral atau etika penting untuk ditimbang menggunakan nilai-nilai kebajikan universal seperti rasa kemanusiaan, kepedulian, keadilan, dan keberpihakan kepada murid

10. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian hasil keputusan. 4 paradigma akan memberikan gambaran kondisi kasus yang sedang terjadi. 3 prinsip akan memberikan gambaran dampak dari keputusan yang diambil. Serta 9 langkah akan memberikan gambaran keputusan yang terbaik yang bisa diambil.

11. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang ada di lingkungan saya dalam pengambilan keputusan dilema etika seperti kurangnya fasilitasi ruang komunikasi antar guru, sehingga terkadang sebuah kasus yang terjadi diselesaikan tanpa melalui komunikasi yang baik. Namun dengan mengacu kepada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan dampak negatif dari keputusan yang saya ambil

12. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan dalam memberikan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda atau disebut dengan pembelajaran terdiferensiasi adalah sebuah pembelajaran yang dimulai dengan mengenal atau mengidentifikasi potensi murid terlebih dahulu, baik dari segi profil murid, kesiapan belajar, dan minat murid dalam belajar kemudian seorang guru bisa memberikan keputusan untuk memberikan perlakuan yang berbeda dalam mengajar sesuai dengan kebutuhan murid baik dari konten, proses maupun produk.

13. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil seorang guru bisa berdampak jangka pendek atau jangka panjang bagi seorang murid. Misalnya menghadapi seorang murid yang mencontek ketika ujian berlangsung, jika tidak ditindaklanjut secara tepat maka akan berdampak jangka panjang kepada masa depan seorang murid, seperti terbiasa berbuat curang. Oleh karena itu, seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam membuat keputusan haruslah berhati-hati dan penuh pertimbangan. Keputusan yang dibuat selalu mengacu kepada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. 

14. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang saya dapatkan dari modul ini adalah bahwa agar kemampuan seorang guru dalam mengambil keputusan dapat berdampak kepada murid dan berlandaskan nilai kebajikan maka perlu latihan dan belajar lebih dalam lagi, mengingat kasus-kasus yang dihadapi di sekolah terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dalam mengambil keputusan di modul ini dijelaskan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam mengambil keputusan, namun demikian dalam membuat keputusan juga ada kaitan dengan modul sebelumnya seperti Terkait dengan tugas dan fungsinya seorang guru dalam membuat keputusan harus berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara, karena setiap keputusan yang diambil akan mewarnai pola pikir dan karakter murid. Keputusan yang dibuat seorang guru juga hendaknya memperhatikan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Muara dari keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran adalah keberpihakan kepada murid, berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal dan mampu dipertanggungjawabkan

15. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

4 Paradigma pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Individu lawan kelompok (individual vs community),

b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy),

c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty),

d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3 Prinsip pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking),

b. berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking

c. berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).

9 Langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1.    Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.    Menentukan siapa saja yang terlibat

3.    Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

4.    Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

5.    Pengujian paradigma benar lawan benar

6.    Prinsip Pengambilan Keputusan

7.    Investigasi Opsi Trilemma

8.    Buat Keputusan

9.    Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

Adapun hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat bagi murid dan seluruh warga sekolah pada umumnya.

16. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah mengalami dilema etika seperti ketika harus mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat atau hadir di sekolah. Namun, keputusan yang saya buat hanya sebatas mempertimbangkan dampak dan melakukan kajian prioritas dari pilihan yang ada. Dalam modul ini saya mendapatkan hal-hal baru dalam mengambil sebuah keputusan yang berlandaskan nilai-nilai, berpihak kepada murid, menggunakan paradigma, prinsip dan langkah-langkah sistematis

17. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Materi dalam modul ini sangat bermanafaat bagi saya sebagai seorang guru yang terkadang dihadapkan dengan situasi dilema etika. Setelah mempelajari modul ini ternyata agar dapat mengambil keputusan terbaik dari sebuah dilema etika perlu memperhatikan paradigma, prinsip dan langkah sistematis dalam membuat keputusan agar mendapatkan keputusan yang terbaik dan berdampak kepada murid.

18. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Secara individu, materi modul ini sangat bermanfaat dalam membuat keputusan yang bisa berdampak kepada murid. Demikian pula sebagai seorang pemimpin, yang memiliki tanggungjawab mengelola sekolah, tentunya topik materi pada modul sangat bermanfaat untuk menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik bagi warga sekolah.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama